Mengenal Abdurrahman Al Ausy

 

Al-Qur’an merupakan kitab suci terakhir yang diturunkan sebagai pedoman hidup bagi umat Islam. Surat-surat di dalam Al Qur’an yang diturunkan dalam bahasa Arab membuat cara pembacaannya pun mengikuti aturan yang telah diberlakukan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membaca Al Qur’an selain memahami huruf-huruf arab juga harus mengerti tentang tajwid.

Pengertian Ilmu Tajwid dan Hukumnya

Tajwid merupakan aturan pembacaan Al Qur’an yang benar. Secara bahasa, tajwid merupakan mashdar dari jawwada-yujawwidu yang artinya membaguskan.

Secara istilah, tajwid dijelaskan oleh Imam Ibnul Jazari sebagai membaca dengan membaguskan pelafalannya agar terhindar dari keburukan pelafalan dan keburukan maknanya, serta membaca dengan maksimal baik dalam tingkat kebenaran dan kebagusannya.

Hakekat ilmu tajwid juga dijelaskan oleh Imam Ibnul Jazari sebagai penghias bacaan dengan memberikan hak-hak, urutan dan tingkatan yang benar kepada setiap huruf, mengembalikan setiap huruf pada tempat keluarnya dan pada asalnya.

Hakikat tajwid juga berarti membenarkan lafadznya dan memperindah pelafalannya pada setiap konteks, menyempurnakan bentuknya tanpa berlebihan dan tanpa meremehkan.

Membaca dengan tajwid hukumnya tidak wajib selama tidak terjadi lahn atau kesalahan bacaan di dalamnya. Apabila dalam bacaan tersebut terjadi lahn, maka wajib kesalahan atau lahn tersebut wajib diperbaiki. Tajwid hanya untuk memperbagus pelafalan dan untuk memperbagus bacaan Al Quran.

Membaca Al Qur’an dengan tajwid tidak wajib, tetapi yang wajib adalah membaca harakat dan mengucapkan huruf agar sesuai dan sebagaimana mestinya.Walaupun tidak wajib, namun ada istilah serta gelar yang diberikan kepada orang-orang yang mampu membaca Al Qur’an dengan aturan tajwid yang benar, yaitu qari’.

Apa itu Qari?

Dalam agama Islam, dikenal istilah qari’ yang berarti orang yang melantunkan bacaan Al Qur’an dengan mematuhi tajwid atau aturan-aturan yang benar. Umumnya, orang menganggap bahwa untuk menjadi qari’ seseorang harus menjadi penghafal Al Qur’an terlebih dahulu. Namun, anggapan ini sebenarnya salah.

Seseorang tidak harus menjadi penghafal Al Quran untuk menjadi qari’. Selama orang tersebut dapat menerapkan aturan ilmu tajwid yang benar dalam bacaannya, ia termasuk qari’. Namun, tentunya lebih mengesankan lagi apabila seorang qari’ juga seorang hafiz atau penghafal Al-Qur’an sebelum menjadi qari’, seperti Syeikh Abdurrahman Al Ausy.

Tentang Syeikh Abdurrahman Al Ausy

Mengenal Abdurrahman Al Ausy  tidaklah sulit. Syeikh Abdurrahman Al Ausy merupakan seorang Imam dan pakar Al-Qur’an yang berasal dari Timur Tengah, Saudi Arabia. Syeikh Abdurrahman Al Ausy dikenal dengan suara beliau yang merdu saat membacakan ayat-ayat dalam kitab suci Al-Qur’an. Syeikh Abdurrahman Al Ausy pernah mengunjungi Indonesia beberapa kali .

Beberapa tempat di Indonesia yang pernah dikunjungi oleh beliau adalah Masjid Agung Praya di Lombok Tengah dan Pondok Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an binaan Ustaz Yusuf mansyur di kawasan Ketapang, Tangerang.

Syeikh Abdurrahman Jamal Al-Ausi atau Shaikh Abdurrahman Bin Jamal Al-Awsi yang lebih dikenal dengan nama Syeikh Abdurrahman Al Ausy ini merupakan seorang qari’ Al-Qur’an. Beliau dikenal dengan suara yang sangat bening serta mengalir lancar dalam bacaan-bacaannya.

Syeikh Abdurrahman Al Ausy menjabat sebagai Imam masjid sekaligus khatib di Masjid Al-Ikhlas, Khobar, Saudi Arabia. Beliau belum terlalu lama dikenal di Indonesia karena belum terlalu lama sejak beredarnya bacaan-bacaan Al-Qur’an yang sangat merdu di media sosial.

Syeikh Abdurrahman Al Ausy adalah pembaca utama Al-Qur’an di televisi Masjidil Haram. Namun, beliau belum diangkat menjadi Imam di masjidil Haram.

Murottal dan Manfaatnya

Setelah mengenal Abdurrahman Al Ausy, tidak lengkap rasanya jika tidak mengetahui tentang murottal Al-Qur’an yang dilantunkan oleh beliau. Definisi murottal atau Al-Murottal adalah kumpulan rekaman bacaan ayat-ayat Al-Qur’an dalam pita suara.

Dalam rekaman bacaan ayat-ayat Al-Qur’an ini tajwid sangat diperhatikan, keluarnya huruf-huruf serta waqaf atau tanda berhenti juga terjaga sebagai upaya untuk menguatkan atau tahqiq kelestarian Al-Qur’an serta menyebarkan Al-Qur’an.

Murottal atau lantunan Al-Qur’an secara fisik mengandung unsur suara manusia yang berperan sebagai instrumen penyembuhan yang terjangkau namun menakjubkan. Suara ini dapat memberikan pengaruh yang besar pada kondisi mental seperti menurunkan hormon stres, meningkatkan rileks, mengaktifkan hormon endorfin alami, serta mengalihkan rasa takut, cemas dan tegang.

Selain baik untuk kondisi mental, murottal juga baik untuk kesehatan karena dapat memperbaiki sistem kimia tubuh, menurunkan tekanan darah, serta memperlambat pernafasan, denyut nadi dan gelombang otak.

Begitu banyak manfaat yang dapat diambil dari murottal, termasuk murottal Abdurrahman Al Ausy yang dikenal dengan suara merdunya saat melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur’an. Untuk mendapatkan murottal ini sangat mudah dengan adanya jaringan internet.

Dengan adanya jaringan internet yang menghubungkan seluruh dunia, mencari murottal kini menjadi sangat mudah. Cukup dengan melakukan pencarian menggunakan mesin pencari, Anda akan menemukan murottal Abdurrahman Al Ausy untuk di download.