Ciri ciri ibu hamil terkena HIV

HIV adalah virus yang sebabkan penyakit AIDS. AIDS merupakan fase lanjut, ini akan serang imunitas tubuh sehingga menjadi sangat lemah, rentan dan picu komplikasi.

AIDS berbahaya, bisa serang siapa saja, termasuk ibu hamil.

Menularnya HIV pada ibu hamil, bisa terjadi sebelum ia hamil. Penularan bisa lewat sperma, darah, dan dari ibu ke janin.

Perlu kiranya mengetahui ciri ciri ibu hamil terkena HIV untuk selamatkan ibu dan janinya.

Table of Contents

Ciri ciri ibu hamil terkena HIV

Ciri ciri ibu hamil terkena HIV bisa dilihat dari gejalanya. Gejala HIV sendiri terdiri dari dua tahap, tahap awal dan tahap lanjut.

Gejala tahap awal

Gejala tahap awal ibu hamil terkena HIV, diketahui setelah 2-4 minggu ibu hamil terinfeksi.

Di fase ini, ibu hamil terkena HIV akan alami gejala seperti demam, kelelahan, sakit kepala, ruam di kulit, sakit tenggorokan sampai dengan membengkaknya kelenjar getah bening di bagian tubuh tertentu.

Periksalah ke dokter untuk memastikan. Gejala HIV tahap awal biasanya gejala ringan tapi tidak bisa diremehkan karena menyangkut keselamatan janin dan ibu.

Gejala Tahap Lanjut

Setelah melewati tahap awal. Tubuh ibu hamil mulai bereaksi terhadap infeksi HIV. reaksi ini berupa batuk kering, demam sering muncul, sering kelelahan,berkeringat di malam hari, penurunan berat badan, diare cukup lama, membengkaknya kelenjar getah bening.

Selain itu, ciri ciri lainya adalah depresi, hilang ingatan, bercak di lidah, mulut danĀ  tenggorokan, Bercak di kulit atau dibawah kulit.

Gejala tahap lanjut HIV pada ibu hamil sama seperti gejala tahap awal, akan alami gejala penyakit lain. Segera ke dokter untuk mendapatkan penanganan terbaik.

Cara yang bisa dilakukan satu satunya untuk ketahui HIV pada ibu hamil adalah dengan tes HIV. Karena sebenarnya ciri ciri HIV tidak mudah dikenali. Harus dengan tindakan medis khusus.

Ibu hamil terkena HIV harus lakukan perawatan dan pengobatan rutin. Ini kemungkinan viral load sudah tidak lagi terdeteksi di darah.

Sehingga ibu hamil nantinya bisa persiapkan persalinan secara normal. Sebab risiko penularan HIV pada bayi ketika persalinan sangat kecil.

Tapi jika dokter mendeteksi adanya risiko penularan HIV dari ibu pada bayi.

Kemungkinan akan disarankan melakukan proses persalinan dengan metode caesar. Ini cara terbaik sebab resikonya kecil daripada proses persalinan normal.